Wilayah Selatan Kab. Lebak Menjadi Lokasi Perdana Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian
Bayah, 29/01/2024, BSIP Banten melaksanakan kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Kabupaten Lebak secara perdana di Kec. Bayah. Acara ini menghadirkan petani, penyuluh, dan penangkar sebanyak 75 orang yang berasal dari 4 (empat) kecamatan di bagian selatan Kab. Lebak, yaitu Kec. Bayah, Kec. Cibeber, Kec. Cilograng, dan Kec. Panggarangan.
Selanjutnya, secara maraton kegiatan akan terlaksana di 7 titik lainnya di Kabupaten Lebak dengan luas cakupan peserta dari seluruh perwakilan wilayah kecamatan. Kab. Lebak memiliki 28 kecamatan dengan potensi produksi pertanian yang cukup tinggi. Lahan pertanian Kab. Lebak terdiri dari lahan sawah seluas 51.298 ha dan lahan darat seluas 253.175 ha. Lahan darat difungsikan untuk berbagai tanaman perkebunan, tanaman hortikultura, dan tanaman pangan seperti jagung, singkong, dll.
Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) terhadap Program Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Tanam dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung. Target produksi tahun ini, beras sebesar 34 juta ton, dan jagung sebesar 18 juta ton.
Rahmat, S.STP, MSi, Kadis Pertanian Kab. Lebak dalam sambutannya menyampaikan bahwa Penguatan Kapasitas Penerap Standar diperlukan untuk mendukung pertanian dari hulu ke hilir. Sinergi semua pihak dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada kegiatan pertanian. Diakui bahwa produksi di Kabupaten Lebak masih rendah. Adanya kegiatan ini diharapkan mendorong kenaikan produktivitas sehingga akan membuat petani sejahtera. Tahun 2022-2023, Banten menempati posisi ke-8 sebagai produsen padi nasional. Kab. Lebak merupakan salah satu wilayah sentra utama padi setelah Kab. Pandeglang dan Kab. Serang. Tercatat produksi padi Kab. Lebak tahun 2022 sebesar 430,4 ribu ton dan mengalami penurunan di tahun 2023 menjadi sebesar 401.4 ribu ton karena dampak dari El Nino. Untuk produksi jagung, tahun 2022 Kab. Lebak menempati urutan 1 di Provinsi Banten sebesar 26.336 ton dan turun drastis di tahun 2023 menjadi 8.302 ton akibat mundurnya waktu tanam sebagai dampak dari El Nino. Tahun ini, target tanam padi Kab. Lebak adalah 98.868 ha dengan target panen seluas 95.408 ha. Produktivitas yang diharapkan dicapai adalah 56.85 ku/ha dari target produksi 542.416 ton. Untuk jagung, target tanam adalah 3.474 ha dengan target panen seluas 2.953 ha. Produktivitas jagung yang diharapkan adalah 61.16 ku/ha dari produksi sebesar 18.059 ton.
Materi teknis tentang Standar Budidaya Padi dan Jagung (GAP) serta Perbenihan Padi Terstandar disampaikan oleh Iin Setyowati , SP, M.Sc., Penyuluh Muda BSIP Banten dengan moderator Denny Iskandar, SP, M.Si., Kepala Bidang Produksi Pertanian Distan Kab. Lebak. Dalam materi ini, beberapa hal yang menjadi perhatian adalah pentingnya penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) Padi dan Jagung, sistem tanam jajar legowo, aplikasi pemupukan, dan penangangan hama dan penyakit tanaman, serta panen dan pascapanen..
Selanjutnya dilakukan praktek penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) oleh Yati Astuti, SP, M.S, fungsional PMHP BSIP.Banten.. Sebagai upaya pendalaman pembelajaran bagi para penyuluh dan petani serta untuk aplikasi di lapangan, BSIP Banten menyerahkan perangkat PUTK dan PUTS masing-masing 1 unit kepada BPP Kec. Bayah.
Kegiatan praktek berikutnya adalah penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) yang dipandu oleh Yati Astuti, SP, M.Si., dan Adung Musa. BWD berbentuk persegi empat dengan 4-6 skala warna hijau muda hingga hijau tua sebagai dasar penilaian kualitatif warna daun padi. BWD dapat membantu petani untuk mengetahui waktu pemupukan dan dosis yang tepat untuk tanaman padi.
Diskusi interaktif mewarnai upaya pendalaman para peserta terhadap materi yang disampaikan. Pertanyaan dilontarkan seputar pengomposan bahan organik, mekanisme penyaluran pupuk, dan cara tumpangsari jagung dan kacang tanah, dan sejumlah pertanyaan lainnya. Semua pertanyaan dijawab dengan ringkas dan jelas oleh narasumber.
Harapannya, melalui kegiatan ini petani dapat menerapkan budidaya padi dan jagung terstandar sehingga terwujud pertanian presisi yang akan mendorong pencapaian target produksi dan produktivitas kedua komoditas tersebut..
Petani Berjaya, Bangsa Sejahtera